5 Gebrakan Pramono–Rano di Jakarta: Nyala dari Transportasi Gratis hingga Digitalisasi Layanan

Pramono Anung dan Rano Karno

DISINIAJA.CO – Baru dilantik, duet Gubernur Jakarta Pramono Anung dan Wakil Gubernur Rano Karno langsung tancap gas.

Menjelang 100 hari kerja mereka pada 30 Mei 2025, sejumlah program strategis mulai dirasakan langsung manfaatnya oleh warga ibu kota.

Dua program andalan bertajuk “Jakarta Menyala” dan “Jakarta Berbenah” menjadi wajah baru Jakarta yang lebih terintegrasi, inklusif, dan adaptif terhadap kebutuhan warganya.

Menurut pengamat infrastruktur dan tata kota Yayat Supriatna, gebrakan awal ini terbilang realistis dan menyentuh langsung akar persoalan perkotaan.

“Sebagai gebrakan awal, sudah mulai terlihat dan dijalankan secara agresif dan baik,” ungkap Yayat.

Namun, Yayat juga mengingatkan bahwa transformasi kota tidak bisa hanya dinilai dalam 100 hari. Dibutuhkan kesinambungan dengan RKPD dan RPJMD untuk menilai keberhasilan secara jangka panjang.

5 Program Unggulan Pramono–Rano yang Paling Terasa:

1. Transportasi Terintegrasi Jabodetabek–Kepulauan

Pemprov Jakarta mulai memperluas konektivitas seperti rute Blok M–Bekasi dan Blok M–PIK. Jalur ke Bogor dan sekitarnya juga tengah dipersiapkan. Ini jadi langkah besar dalam menjawab kemacetan lintas wilayah.

2. ASN Wajib Naik Transportasi Umum Setiap Rabu

Langkah unik tapi berdampak. Setiap hari Rabu, ASN Jakarta wajib naik kendaraan umum. Tujuannya: ubah mindset birokrasi dan dorong gaya hidup ramah lingkungan.

3. Transportasi Gratis untuk 15 Golongan Masyarakat

Langkah inklusif ini jadi bentuk nyata dari program bantuan sosial. Transportasi gratis diberikan untuk lansia, pelajar, difabel, dan 12 kelompok lainnya.

4. Manggarai Bershalawat: Pendekatan Spiritual & Sosial

Alih-alih represif, Pemprov Jakarta pilih pendekatan spiritual, ekonomi, dan sosial untuk redam konflik kawasan rawan seperti Manggarai. Fokusnya: solusi jangka panjang, bukan hanya reaktif.

5. Transformasi Digital Pelayanan Publik

Digitalisasi jadi prioritas. Dari layanan birokrasi hingga aduan masyarakat, semua diarahkan ke sistem yang lebih mudah, cepat, dan efisien.

Yayat juga menyoroti pendekatan Pramono–Rano yang tidak mengejar proyek-proyek mercusuar, tapi fokus pada aksi konkret dan manfaat langsung.

“Yang kelihatan kecil, tapi maknanya besar. Tinggal bagaimana Pemprov bisa solid dengan DPRD agar program-program ini bisa berjalan optimal,” tutup Yayat.

Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Post