DISINIAJA.CO – Dalam kehidupan sehari-hari, manusia dihadapkan pada dua pilihan besar: mengikuti seruan Allah menuju surga atau terjerumus dalam ajakan setan yang menyesatkan.
Tanpa disadari, banyak dari kita yang tergelincir bukan karena niat jahat, tetapi karena kelicikan setan yang membungkus maksiat dengan kenikmatan duniawi. Allah Ta’ala dengan jelas telah memperingatkan umat manusia dalam Al-Qur’an bahwa setan adalah musuh yang nyata.
Allah berfirman:
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
“Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah dia musuh. Karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.”
(QS. Faathir [35]: 6)
Setan tidak akan datang secara terang-terangan dengan mengajak manusia masuk neraka. Ia bekerja dalam diam, menggoda melalui syahwat, kenikmatan sesaat, dan melalaikan manusia dari kewajiban agama. Ia membuat maksiat tampak indah dan kebaikan tampak berat. Inilah tipu daya halus namun berbahaya yang dapat menjerumuskan manusia dari jalan Allah.
Karena itu, Allah pun kembali menegaskan dalam firman-Nya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَنْ يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَى مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar…” (QS. An-Nuur [24]: 21)
Langkah setan bukan sekadar perbuatan haram besar, tapi juga bermula dari kelalaian kecil—menunda ibadah, membiarkan diri larut dalam hiburan, hingga meremehkan dosa.
Ketika manusia mengikuti satu langkah, ia akan terdorong ke langkah berikutnya hingga terjatuh dalam dosa yang lebih besar.
Maka, hendaklah setiap muslim introspeksi diri. Apakah kita sedang berjalan mengikuti seruan Allah atau langkah setan? Tanda-tandanya mudah dikenali. Jika kita mencintai ibadah, menjaga yang wajib, dan menjauhi larangan meski terseok-seok, itu tanda kita tengah meniti jalan Allah.
Namun, jika kita justru merasa nyaman dalam kemaksiatan dan menjauh dari kebaikan, patut dicurigai bahwa kita telah mengikuti jejak setan.
Taubat adalah jalan kembali. Selagi nyawa masih di raga, pintu ampunan Allah selalu terbuka. Jangan tunda untuk kembali, karena tidak ada jaminan usia. Bebaskan diri dari jerat setan, raih petunjuk Allah, dan istiqamahlah di jalan ketaatan.
“Wallahu waliyyut taufiiq.”
Semoga Allah memberikan kita taufik dan kekuatan untuk melawan godaan setan dan senantiasa berada di jalan-Nya yang lurus.