Sifat Tamak, Siksa di Dunia Sebelum Siksa di Akhirat

Tamak dan Rakus

DISINIAJA.COKeserakahan atau sifat tamak terhadap dunia tidak hanya menjerumuskan seseorang ke dalam dosa, tetapi juga menyiksa dirinya sendiri.

Orang yang tamak selalu merasa kurang, hatinya gelisah, dadanya sesak, dan pikirannya dipenuhi kecemasan akan harta yang tidak pernah cukup.

Allah Azza wa Jalla telah menggambarkan kondisi ini dalam firman-Nya:

فَمَن يُرِدِ ٱللَّهُ أَن يَهْدِيَهُۥ يَشْرَحْ صَدْرَهُۥ لِلْإِسْلَٰمِ ۖ وَمَن يُرِدْ أَن يُضِلَّهُۥ يَجْعَلْ صَدْرَهُۥ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِى ٱلسَّمَآءِ ۚ كَذَٰلِكَ يَجْعَلُ ٱللَّهُ ٱلرِّجْسَ عَلَى ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ

“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (menjalankan syariat agama) Islam.

Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Al-An’am: 125)

Sebelum merasakan azab di akhirat, orang yang tamak sudah tersiksa di dunia. Rasa iri, takut kehilangan, dan haus akan harta membuatnya tidak pernah merasakan kebahagiaan sejati.

Seperti asap kayu bakar yang mengotori paru-paru, sifat tamak mengotori hati. Ia menutupi cahaya kebaikan dan membuat seseorang semakin jauh dari ketenangan dan keberkahan.

Maka, belajarlah untuk merasa cukup dengan rezeki yang halal bukan tamak terhadap dunia. Sebab, kebahagiaan sejati bukan terletak pada seberapa banyak harta yang dimiliki, tetapi pada hati yang selalu bersyukur

Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *