Puasa Ekstrem di Murmansk Rusia, Hanya Berlangsung 1 Jam

kata kata sahur

DISINIAJA.COPuasa di bulan Ramadan umumnya berlangsung selama 12 hingga 20 jam, tergantung pada durasi siang di suatu wilayah.

Namun, ada satu tempat di dunia di mana umat Muslim hanya ber-puasa sekitar satu jam—yaitu di Murmansk, Rusia.

Fenomena ini terjadi karena letak Murmansk yang berada dekat Kutub Utara, menyebabkan perubahan ekstrem dalam durasi siang dan malam.

Fenomena Alam di Murmansk: Puasa Super Singkat

Saat musim dingin, Murmansk mengalami malam kutub (polar night), di mana matahari tidak terbit sama sekali selama sebulan penuh. Akibatnya, ketika matahari akhirnya muncul kembali, durasi siang sangat singkat, termasuk waktu antara Zuhur hingga Magrib yang hanya sekitar satu jam.

Bahkan, selisih antara salat Asar dan Magrib di bulan Desember bisa kurang dari satu menit, membuat waktu berbuka terasa begitu cepat.

Seorang pemandu wisata asal Indonesia, Lalu Satria Malaca, membagikan pengalamannya menjalani puasa di Murmansk melalui akun Instagram @lalusatriamalaca.

“Hari ini saya lagi berpuasa, tapi bukan mau pamer puasanya, ya. Saya mau pamer saya puasa cuma satu jam-an saja, jadi tadi saya sahur satu jam yang lalu, sekarang sudah berbuka,” ujar Satria.

Satria juga kerap mengajak wisatawan Indonesia untuk merasakan langsung pengalaman unik ini, di mana waktu Subuh, Magrib, dan Isya hanya berselang beberapa menit.

Mengapa Durasi Puasa Berbeda di Tiap Negara?

Banyak yang bertanya, mengapa puasa bisa lebih lama atau lebih singkat di beberapa negara? Berikut faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan tersebut:

Dipengaruhi Fenomena Alam
Waktu puasa dihitung dari terbit fajar hingga tenggelamnya matahari, sehingga durasi puasa bergantung pada panjang siang dan malam di suatu wilayah.

Rotasi dan Revolusi Bumi

Rotasi Bumi (perputaran Bumi pada porosnya) menyebabkan perbedaan siang dan malam.

Revolusi Bumi (pergerakan Bumi mengelilingi Matahari) memengaruhi panjang siang dan malam di berbagai belahan dunia.

Negara di sekitar garis khatulistiwa, seperti Indonesia, memiliki durasi puasa yang relatif stabil, 12-14 jam. Sementara di negara dengan lokasi ekstrem seperti Islandia atau Norwegia, puasa bisa berlangsung hingga 20 jam atau lebih.

Meskipun durasi puasa berbeda-beda, esensi ibadah tetap sama. Bagi umat Muslim yang menghadapi puasa lebih dari 20 jam, perencanaan gizi yang baik sangat disarankan agar tubuh tetap sehat dan kuat menjalankan ibadah dengan optimal.

Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *