DISINIAJA.CO – Sebagai seorang muslim, mempelajari tauhid dan aqidah yang benar adalah hal yang fundamental.
Tanpa pemahaman tauhid, kita bisa terjebak dalam berbagai mitos dan tahayul yang tidak memiliki dasar dalam agama Islam.
Banyak di antara kita yang masih percaya pada berbagai hal yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, seperti meyakini angka sial, pantangan adat, atau benda-benda bertuah.
Berikut beberapa contoh keyakinan keliru yang dapat dihindari dengan mempelajari tauhid:
- Mitos Angka 13
Masih banyak yang menganggap angka 13 membawa sial. Dalam pandangan tauhid, angka tidak memiliki pengaruh apa pun terhadap nasib seseorang. - Pantangan Menikah Duluan
Beberapa percaya bahwa jika adik menikah duluan, kakak akan sulit mendapatkan jodoh. Keyakinan ini tidak benar dan bisa merusak keyakinan pada takdir Allah. - Takut Menabrak Kucing di Jalan
Keyakinan bahwa menabrak kucing akan membawa sial juga tidak memiliki dasar dalam agama. Takdir dan ketentuan hanyalah di tangan Allah.
Mempelajari tauhid akan membantu kita memahami bahwa keyakinan pada mitos-mitos seperti di atas bisa membawa kepada kesyirikan. Mitos-mitos ini dapat menggeser tauhid kita dari Allah ke keyakinan terhadap benda atau fenomena tertentu, yang seharusnya tidak kita percayai.
Landasan Islam dalam Tauhid
Dalam Al-Qur’an, Allah ﷻ berfirman:
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلا صَالِحًا وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
“Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya hendaklah dia beramal shalih dan tidak mempersekutukan sesuatu apa pun dengan-Nya dalam beribadah kepada-Nya.” (QS. Al Kahfi: 110)
Ayat ini mengingatkan kita akan pentingnya tauhid sebagai dasar utama diterimanya amal ibadah. Mengimani bahwa segala sesuatu berasal dari Allah, tanpa persekutuan dengan selain-Nya, adalah kunci ibadah yang benar.
Menghindari Kesyirikan dan Tahayul
Allah juga memperingatkan akan bahaya syirik:
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Sungguh, apabila kamu berbuat syirik pasti akan terhapus seluruh amalmu dan kamu benar-benar akan termasuk golongan orang-orang yang merugi.” (QS. Az Zumar: 65)
Ayat ini memperlihatkan betapa pentingnya memurnikan aqidah kita dari kesyirikan, termasuk keyakinan yang tidak berlandaskan tauhid. Semua Rasul, dari Nabi Nuh hingga Nabi Muhammad, membawa ajakan kepada tauhid, untuk hanya menyembah Allah dan menjauhi segala bentuk thaghut (sesembahan selain Allah).
Semoga artikel ini menjadi pengingat bagi kita untuk terus mempelajari tauhid dan aqidah yang benar.
Mari jauhkan diri dari berbagai mitos dan keyakinan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Hanya dengan tauhid yang benar kita bisa meraih keridhaan Allah dan menjadikan amalan kita diterima di sisi-Nya.