DISINIAJA.CO – Al-Hafidzh Ibnu Katsir rahimahullah, dalam tafsirnya, membawakan sebuah kisah penuh hikmah dari masa Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu yang bisa menjadi pelajaran bagi kita semua tentang pentingnya menyelamatkan saudara yang terjerumus dalam kesalahan.
Suatu ketika, Umar bin Khattab merasa kehilangan salah satu sahabatnya dari negeri Syam yang dikenal karena ketangguhannya.
Orang tersebut sebelumnya sering berkunjung dan bertemu dengan Umar, namun belakangan menghilang. Umar pun bertanya kepada orang-orang di sekitarnya,
“Bagaimana kabar Fulan bin Fulan?” Ternyata, kabar yang diterimanya menyedihkan. Sahabatnya itu telah kembali menenggak minuman keras.
Pesan Bijak dari Umar bin Khattab
Mengetahui hal tersebut, Umar tidak langsung menghukumnya atau memberikan teguran yang keras. Sebaliknya, Umar meminta juru tulisnya untuk menuliskan surat yang mengandung pesan lembut namun penuh makna, berisi pengingat akan ampunan Allah dan kerasnya hukuman-Nya.
Isi surat itu dimulai dengan salam damai, diikuti oleh pengingat bahwa Allah adalah Dzat yang Maha Pengampun, menerima taubat, dan memiliki hukuman yang berat bagi mereka yang berbuat dosa. Dengan surat ini, Umar berharap sahabatnya diingatkan akan kasih sayang Allah yang luas, serta mendorongnya untuk segera kembali ke jalan yang benar.
Setelah surat itu selesai ditulis, Umar meminta orang-orang di sekitarnya untuk mendoakan sahabatnya itu, agar Allah membuka hatinya dan membimbingnya kembali ke jalan yang lurus.
Ketika surat itu sampai kepada orang yang dimaksud, dia membacanya dan langsung tersentuh. Dia berulang kali mengulang ayat-ayat tentang ampunan Allah yang disampaikan dalam surat tersebut, hingga membuatnya menangis dan akhirnya benar-benar meninggalkan kebiasaan buruknya meminum khamr. Dia pun bertaubat dengan sebaik-baiknya.
Ketika kabar baik tentang sahabatnya sampai kepada Umar, ia pun menasihati orang-orang di sekitarnya dengan bijak. Umar mengatakan bahwa jika kalian melihat saudara kalian tergelincir dalam kesalahan, luruskanlah dia, doakan agar Allah memberi tawfiq (petunjuk) kepadanya, dan doakan kebaikan untuknya agar ia bertaubat dan dosanya diampuni. Umar juga menambahkan, “Janganlah kalian menjadi penolong setan dengan menjauhkan dirinya dari Allah.”
Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya pendekatan yang lembut dan penuh kasih sayang ketika melihat saudara kita terjatuh dalam dosa. Bukannya menambah beban dan menghakimi, kita diajarkan untuk saling mendukung, mendoakan, dan mengingatkan agar mereka dapat kembali ke jalan yang benar.
Sikap bijak Umar bin Khattab ini merupakan contoh yang harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya saat berhadapan dengan orang-orang yang mungkin sedang dalam kesulitan atau tergelincir dalam dosa. Mari kita bersama-sama saling mengingatkan dan berdoa untuk kebaikan, bukan menjadi penghalang yang justru menjauhkan mereka dari Allah.