Viral

Kehancuran Alam: Pohon Endemik Gunung Ciremai Dibakar dan Dimatikan, Seruan untuk Konservasi

DISINIAJA.CO – Keberadaan pohon endemik, Gunung Ciremai, yang seharusnya menjadi bagian dari kekayaan alam dan konservasi, kini menjadi sorotan sedih.

Puluhan pohon endemik tersebut ditemukan mati dengan cara yang tidak manusiawi di Blok Kamuning, Desa Linggarjati, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, tepat di Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC).

Para peneliti dari Kelompok Tani Hutan (KTH) Sapu Jagat, Desa Setianegara, Kecamatan Cilimus, melaporkan bahwa pohon-pohon tersebut sengaja dimatikan dengan berbagai metode, termasuk pembakaran dan girdling.

Teknik tradisional ini dilakukan untuk memutus aliran nutrisi dan air dari akar ke bagian daun, mengakibatkan kematian pohon dan mempermudah proses penebangan.

Ketua KTH Sapu Jagat, Jafar, menyampaikan keprihatinan atas temuan ini, terutama karena kejadian tersebut terjadi di wilayah konservasi TNGC.

Pohon-pohon endemik yang menjadi korban, seperti rambutan hutan atau saninten yang telah tumbuh puluhan tahun, kini menjadi langka di Indonesia.

Jafar memohon agar Badan Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) menanggapi laporan ini dengan serius, karena kejadian ini dapat dianggap sebagai upaya perusakan ekosistem hutan.

Perusakan terhadap alam dan lingkungan yang dilindungi oleh Taman Nasional bukan hanya merugikan keanekaragaman hayati, tetapi juga memberikan dampak jangka panjang terhadap ekosistem.

Pohon-pohon yang mati ini memiliki nilai ekologis yang tinggi, dan kerugian ini tidak hanya dirasakan oleh masyarakat setempat, tetapi juga oleh generasi mendatang.

Beberapa jenis pohon yang terkena dampak meliputi gintung, kacu, benda, nangsi, pulus, tepus, bambu, dan rotan.

Tindakan pembakaran dan pemusnahan pohon endemik Gunung Ciremai membutuhkan respons cepat dan tindakan preventif yang lebih ketat untuk melindungi dan mempertahankan keberagaman hayati di kawasan Taman Nasional.

Seruan untuk konservasi dan pengawasan ketat terhadap aktivitas yang merugikan ekosistem harus menjadi prioritas, agar keindahan alam dan warisan alam dapat dijaga untuk generasi masa depan.

ade

Recent Posts

Daging Kambing: Kaya Manfaat, Tapi Benarkah Picu Kolesterol Tinggi?

DISINIAJA.CO -  Daging kambing telah lama menjadi bagian dari kuliner Indonesia, terutama saat perayaan Iduladha. Selain…

4 days ago

Terpedo Kambing Jadi Buruan: Benarkah Bisa Tingkatkan Vitalitas Pria?

  DISINIAJA.CO – Menjelang dan saat Iduladha, umat Muslim di berbagai daerah berlomba melaksanakan ibadah kurban…

4 days ago

Jadwal Konser dan Festival Musik Juni 2025: Dari Jazz, K-Pop, hingga EDM, Siap Ramaikan Nusantara

DISINIAJA.CO - Bulan Juni 2025 siap menyuguhkan berbagai konser dan festival musik spektakuler yang akan…

5 days ago

Film JUMBO Resmi Jadi Film Terlaris Sepanjang Masa di Indonesia, Salip KKN di Desa Penari

DISINIAJA.CO - Industri perfilman Indonesia mencetak sejarah baru. Film animasi karya anak bangsa, JUMBO, kini…

5 days ago

Jangan Berhenti Obat TBC Sembarangan! Bisa Bikin Kuman Kebal dan Sulit Disembuhkan

DISINIAJA.CO - Pengidap tuberkulosis (TBC) harus patuh minum obat sampai tuntas! Ketua Unit Kerja Koordinasi Respirologi…

5 days ago

Puasa Zulhijah di Hari Senin? Ini Niat dan Keutamaannya, Pahala Double

DISINIAJA.CO - Bulan Zulhijah jadi momen spesial bagi umat Islam untuk memperbanyak ibadah. Salah satu…

5 days ago

This website uses cookies.