DISINIAJA.CO – Menjelang perayaan Imlek, tidak jarang kita mendengar pernyataan seperti, “Mau Imlek pasti hujan terus.”
Pernyataan semacam ini, meskipun terdengar biasa, menyentuh ranah akidah yang serius.
Menghubungkan turunnya hujan dengan peristiwa tertentu tanpa dasar yang benar adalah keyakinan yang dapat membahayakan iman seorang Muslim.
Pandangan Islam Tentang Penyebab Hujan
Dalam Islam, segala sesuatu yang terjadi di dunia, termasuk turunnya hujan, sepenuhnya berada dalam kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Rasulullah ﷺ telah memperingatkan tentang bahaya keyakinan yang menyandarkan turunnya hujan kepada sesuatu selain Allah.
Dalam hadits qudsi, Allah Ta’ala berfirman:
“Di antara hamba-Ku ada yang menjadi beriman kepada-Ku dan ada pula yang kafir. Adapun yang mengatakan, ‘Kami telah diberi hujan karena keutamaan dan rahmat Allah,’ maka itulah orang yang beriman kepada-Ku dan kafir terhadap bintang-bintang.
Sedangkan bagi yang mengatakan, ‘Kami telah diberi hujan dengan bintang ini dan bintang itu,’ maka itulah orang yang kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang-bintang.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kesalahan Keyakinan Orang-Orang Jahiliyah
Syaikh Shalih Fauzan hafizhahullah menjelaskan bahwa pada masa jahiliyah, masyarakat menyandarkan turunnya hujan kepada bintang-bintang tertentu yang terbit atau tenggelam.
Mereka percaya bahwa keberadaan bintang itulah yang menyebabkan hujan turun. Keyakinan seperti ini termasuk dalam bentuk kesyirikan kepada Allah dalam rububiyyah-Nya, karena mereka menyandarkan nikmat kepada makhluk, bukan kepada Allah.
Padahal, turunnya hujan sepenuhnya adalah kehendak Allah. Allah yang menurunkan hujan kapan saja dan di mana saja, serta Dia pula yang menahan hujan sesuai dengan hikmah dan takdir-Nya.
Menisbatkan turunnya hujan kepada hal selain Allah, baik bintang, peristiwa tertentu seperti Imlek, atau hal lainnya, termasuk keyakinan yang dapat mengarah pada kekufuran.
Hujan dan Rahmat Allah
Dalam Islam, hujan adalah salah satu bentuk rahmat Allah. Ketika turun hujan, seorang Muslim dianjurkan untuk bersyukur dan mengingat keagungan Allah. Rasulullah ﷺ mengajarkan kita untuk mengucapkan:
“Allahumma shayyiban nafi’an”
(Ya Allah, turunkanlah hujan yang bermanfaat.)
Dengan pemahaman ini, kita diingatkan untuk tidak mengaitkan turunnya hujan dengan mitos, tradisi, atau kepercayaan yang tidak berdasar.
Keyakinan bahwa hujan turun karena Imlek adalah keliru dan menyimpang dari ajaran Islam. Hujan turun semata-mata karena kehendak dan rahmat Allah. Pemahaman yang benar tentang hal ini sangat penting untuk menjaga kemurnian akidah kita.
Semoga penjelasan ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk senantiasa menyandarkan segala sesuatu hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Wallahu a’lam.