DISINIAJA.CO – Dalam Islam, kepemimpinan atau penguasa bukanlah sekadar posisi kekuasaan, melainkan amanah yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan peringatan keras bagi penguasa yang mengkhianati rakyatnya, sebagaimana tertuang dalam sebuah hadis:
وَعَنْ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ رضي الله عنه قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ:
“مَا مِنْ عَبْدِ يَسْتَرْعِيهِ اَللَّهُ رَعِيَّةً يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ إِلَّا حَرَّمَ اَللَّهُ عَلَيْهِ اَلْجَنَّةَ”
Artinya: “Seorang hamba yang diserahi Allah untuk memimpin rakyat lalu ia mati pada hari kematiannya ketika ia menipu rakyatnya, Allah pasti akan mengharamkannya masuk surga.”
(HR. Bukhari dan Muslim, dikutip dari Bulugh al-Maram, no. 1517).
Makna Hadis dalam Konteks Kepemimpinan
Hadis ini menunjukkan bahwa amanah dalam kepemimpinan adalah tugas berat yang menuntut kejujuran, keadilan, dan pengabdian tulus kepada rakyat.
Pemimpin yang mengkhianati kepercayaan ini dengan menipu rakyatnya, baik melalui kebijakan yang merugikan, ketidakadilan, atau korupsi, akan menghadapi konsekuensi berat di akhirat: terhalang dari surga.
Peringatan ini juga menggarisbawahi prinsip bahwa seorang pemimpin bertanggung jawab langsung kepada Allah atas segala tindakan yang dilakukannya terhadap rakyat yang dipimpinnya.
Oleh karena itu, pemimpin yang mengedepankan kepentingan pribadi di atas kepentingan umat berisiko kehilangan rahmat Allah dan kebahagiaan abadi di akhirat.
Relevansi Hadis dengan Kondisi Saat Ini
Hadis ini relevan dalam konteks kehidupan modern, terutama di era globalisasi ketika tuntutan masyarakat terhadap transparansi dan keadilan semakin meningkat. Kasus-kasus korupsi, penipuan, dan penyalahgunaan kekuasaan oleh pemimpin menjadi perhatian serius di berbagai negara.
Dalam Islam, tindakan tersebut tidak hanya mencoreng reputasi pemimpin, tetapi juga melanggar prinsip amanah yang telah ditetapkan Allah.
Pelajaran bagi Umat Muslim
Sebagai umat Muslim, kita dapat mengambil beberapa hikmah dari hadis ini:
- Pemimpin sebagai Pelayan Rakyat: Kepemimpinan adalah bentuk pelayanan, bukan kesempatan untuk memperkaya diri.
- Pentingnya Amanah: Setiap tindakan yang dilakukan seorang pemimpin akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
- Pilih Pemimpin yang Adil: Dalam memilih pemimpin, umat Islam disarankan untuk mendukung mereka yang dikenal memiliki sifat jujur, adil, dan amanah.
Hadis ini adalah peringatan tegas bagi siapa saja yang diberi tanggung jawab untuk memimpin.
Menipu rakyat adalah dosa besar yang tidak hanya merugikan manusia, tetapi juga menjauhkan seorang pemimpin dari rahmat Allah.
Oleh karena itu, amanah kepemimpinan harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab, kejujuran, dan keadilan agar membawa berkah, baik di dunia maupun di akhirat.