DISINIAJA.CO – Menuntut ilmu agama memiliki adab dan aturan yang harus diperhatikan agar hasilnya maksimal.
Hal ini sebagaimana disampaikan oleh guru mulia, Syaikh Dr. Shalih Ibn Abdillah Ibn Hamid Al-‘Ushaimi Hafidzhahullāh, yang menekankan pentingnya sikap benar dalam mengagungkan ilmu.
Syaikh Shalih menjelaskan bahwa di antara bentuk pengagungan terhadap ilmu adalah menempuh jalan yang benar dalam menuntut ilmu.
Menurut beliau, seseorang yang salah metode dalam belajar akan sulit mendapatkan ilmu atau hanya memperoleh sedikit dengan usaha yang melelahkan.
Menempuh Jalan yang Benar
Cara yang tepat dalam mempelajari cabang ilmu agama antara lain:
Menghafal matan kitab yang menyeluruh serta mengumpulkan perkara yang rajih (kuat) menurut para ulama.
Berguru kepada ahli ilmu yang bisa dijadikan teladan dan memiliki kemampuan mengajar.
Dengan langkah ini, seorang penuntut ilmu akan lebih terarah dan mendapatkan hasil yang bermanfaat.
Mendahulukan Ilmu yang Paling Penting
Syaikh Shalih juga mengingatkan agar seorang penuntut ilmu memulai dari yang paling penting, yaitu ilmu yang berkaitan dengan ibadah kepada Allah ﷻ. Di antaranya adalah:
1. Ilmu Aqidah,
2. Tata cara wudhu,
3. Tata cara shalat,
4. Dan ilmu dasar ibadah lainnya.
Ilmu-ilmu inilah yang menjadi fondasi utama sebelum mempelajari cabang-cabang ilmu lainnya.
Memanfaatkan Waktu Muda
Beliau menekankan bahwa masa muda adalah waktu emas dalam menuntut ilmu agama. Hal ini sesuai dengan perkataan Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah:
“Menuntut ilmu di waktu kecil seperti mengukir di batu.”
Ketika seseorang sudah berumur, biasanya banyak kesibukan dan urusan dunia yang dapat menghalangi proses belajar.
Meski demikian, jika mampu mengatasinya, seseorang tetap bisa mendapatkan ilmu sebagaimana para sahabat Nabi ﷺ yang belajar di usia dewasa.
Pelan-Pelan dalam Menuntut Ilmu
Menuntut ilmu juga tidak bisa instan. Syaikh Shalih menekankan agar belajar dilakukan secara bertahap:
* Memulai dari kitab-kitab ringkas,
* Menghafal serta memahami maknanya,
* Tidak langsung melompat ke kitab-kitab besar yang tebal.
Dengan cara ini, penuntut ilmu akan memiliki pondasi yang kokoh dan tidak mudah goyah dalam pemahaman agamanya.