Waspada Sharenting: Risiko Tersembunyi di Balik Unggah Foto Anak ke Media Sosial

Sharenting, Ibunda dan Buah hatinya

DISINIAJA.CO – Apakah Anda sering membagikan foto atau video anak di media sosial? Aktivitas ini memang terlihat wajar dan sudah menjadi kebiasaan banyak orang tua.

Namun, sebelum meneruskan kebiasaan tersebut, ada baiknya memahami terlebih dahulu dampak yang bisa ditimbulkan.

Apa Itu Sharenting?

Istilah sharenting berasal dari gabungan kata sharing dan parenting.

Sharenting adalah aktivitas orang tua yang mendokumentasikan momen spesial anak, lalu membagikannya ke media sosial.

Sekilas, hal ini tampak tidak berbahaya, bahkan menjadi cara untuk menyimpan kenangan. Namun, para akademisi kini memperingatkan bahwa praktik tersebut menyimpan risiko serius.

Risiko Sharenting Menurut Peneliti

Peneliti dari Universitas Southampton mengungkapkan bahwa sharenting dapat meningkatkan potensi anak menjadi korban kejahatan dunia maya.

“Temuan ini menyoroti risiko serius yang dapat dihadapi anak-anak ketika foto dan video mereka dibagikan secara luas di media sosial,” ujar Rani Govender, *child safety online policy manager* dari NSPCC, dikutip BBC pada Rabu (9/9/2024).

Risiko yang dimaksud antara lain:

* Pelecehan terhadap anak.
* Perundungan siber (cyberbullying).
* Pencurian identitas yang bisa terjadi di masa depan.

 Hasil Survei Orang Tua di Inggris

Dalam penelitian tersebut, lebih dari 1.000 orang tua di Inggris disurvei, kemudian dilakukan wawancara lanjutan. Hasilnya:

45% orang tua secara aktif mengunggah foto anak-anak mereka di media sosial.

1 dari 6 orang tua melaporkan bahwa anak mereka pernah mengalami dampak negatif dari hal tersebut.

Data pribadi yang tersebar secara daring—seperti tanggal lahir, alamat, hingga nama hewan peliharaan—bisa saja dimanfaatkan untuk penipuan identitas atau tujuan kriminal lainnya.

Peringatan dari Akademisi dan Lembaga Pengawas Internet

Peneliti utama, Pamela Ugwudike, menegaskan bahwa sharenting bisa menimbulkan bahaya nyata. Menurutnya, foto atau informasi yang dibagikan orang tua bisa digunakan orang asing untuk mendekati anak, baik secara online maupun offline.

Hal serupa disampaikan oleh Internet Watch Foundation (IWF). Ketua IWF, Kerry Smith, memperingatkan bahwa pelaku kejahatan siber kini memanfaatkan teknologi AI (Artificial Intelligence) untuk membuat konten berbahaya.

“Kami telah melihat penjahat di dunia maya yang menggunakan generator gambar AI untuk menciptakan foto telanjang atau seksual yang tampak nyata dari anak-anak, hanya dengan berbekal beberapa gambar normal dan non-seksual,” jelas Kerry.

Ia menambahkan, teknologi AI juga membuka risiko baru, termasuk ancaman pemerasan seksual, jika gambar tersebut dimanipulasi lalu digunakan untuk menekan atau mengintimidasi anak.

Bijak Berbagi, Lindungi Privasi Anak

Membagikan momen indah anak di media sosial memang memberi kebanggaan tersendiri bagi orang tua. Namun, risiko yang mengintai jauh lebih besar daripada sekadar “like” atau komentar positif.

Bijaklah dalam berbagi informasi pribadi, demi menjaga keamanan anak saat ini maupun di masa depan.

Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru
Kategori

Berlangganan

Berlangganan untuk mendapatkan informasi terbaru dan terupdate