paru paru rusak karena vape dan rokok
DISINIAJA.CO – Kamu mungkin sering dengar kalau vape disebut-sebut sebagai versi “lebih aman” dari rokok konvensional. Bahkan, banyak yang menganggap vape bisa bantu berhenti merokok. Tapi… apakah benar vape seselamat itu? Yuk, kita bongkar faktanya!
Di Amerika saja, sekitar 500.000 orang meninggal setiap tahunnya akibat kebiasaan merokok. Ngeri, kan? Lebih dari tiga perempat kasus kanker paru-paru juga disebabkan oleh rokok.
Asap tembakau mengandung 7.000 bahan kimia berbahaya, termasuk tar dan 60 karsinogen—zat pemicu kanker. Makanya, pembatasan terhadap produk rokok makin ketat, hingga akhirnya muncullah vape.
Menurut Dr. Geoffrey Williams dari University of Michigan Health, vape sebaiknya hanya jadi opsi terakhir, jika metode berhenti merokok lain tidak berhasil.
Kenapa? Karena pada dasarnya, vape tetap mengandung nikotin, zat adiktif yang membuat otak kecanduan. Memang tidak ada pembakaran tembakau seperti rokok, tapi nikotin dalam vape tetap menyusup ke otak dalam hitungan detik. Sama bahayanya.
Bahkan FDA belum mengakui vape sebagai alat medis untuk berhenti merokok.
Beberapa riset memang menunjukkan vape bisa bantu berhenti merokok dalam jangka pendek, tapi banyak pengguna justru berakhir jadi pengguna ganda—masih mengisap rokok biasa sambil tetap nge-vape.
Contohnya, studi di Inggris tahun 2019 menemukan 25% peserta yang mencoba vape justru tetap merokok.
Jawabannya singkat: tidak ada yang aman!
Meskipun vape tidak mengandung ribuan racun seperti rokok, tetap saja mengandung bahan kimia berbahaya, seperti hidrokarbon dan perasa buatan, yang bisa menyerang paru-paru dan sistem pernapasan.
Parahnya lagi, vape tak terbukti meningkatkan fungsi paru-paru, jadi enggak bisa dianggap sebagai solusi sehat.
Walau data masih berkembang, hampir semua bukti menunjukkan bahwa vape berdampak buruk pada jantung dan pembuluh darah. Efeknya antara lain:
Meningkatkan detak jantung dan tekanan darah
Merusak fungsi pembuluh darah
Mengurangi produksi oksida nitrat, yang penting untuk melancarkan aliran darah
Bahkan, studi terbaru tahun 2024 menyebutkan bahwa pengguna vape punya risiko 20% lebih besar mengalami gagal jantung.
Baik rokok maupun vape, keduanya berbahaya buat tubuh. Kalau kamu serius ingin berhenti merokok, lebih baik konsultasi ke tenaga medis dan pilih metode yang sudah terbukti secara ilmiah.
Ingat ya, ganti rokok dengan vape bukan berarti kamu bebas dari risiko penyakit.
DISINIAJA.CO - Gebrakan baru nih dari Grind Boys! Setelah sukses bikin program Ramadan yang viral,…
DISINIAJA.CO - Jakarta makin ramah lingkungan, nih! ParagonCorp bareng TransJakarta dan PAM Jaya resmi menghadirkan…
DISINIAJA.CO - Siapa nih yang ngefans sama suara emasnya Ziva Magnolya? Baru-baru ini, penyanyi jebolan…
DISINIAJA.CO - Sobat, nama Marshanda lagi jadi sorotan nih di jagat maya. Artis yang kerap tampil…
DISINIAJA.CO - FIFA resmi merilis jadwal dua laga krusial Timnas Indonesia di putaran ketiga Kualifikasi…
DISINIAJA.CO - Kabar seru datang dari dunia perfilman Indonesia! SKAK Studios berkolaborasi dengan Tobali Film…