Bahaya Depresi Kolektif akibat Banyak Informasi Negatif di Media Sosial

media sosial

DISINIAJA.CO – Arus informasi di media sosial dalam sepekan terakhir begitu masif.

Mulai dari kebijakan kontroversial pemerintah, perilaku anggota DPR, demonstrasi yang berujung rusuh, konflik sosial, hingga kabar duka meninggalnya seorang driver ojek online (ojol) menjadi sorotan publik.

Fenomena ini turut disoroti psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Pamela Andari Priyudha.

Ia menilai derasnya informasi negatif tidak hanya menimbulkan keresahan, tetapi juga berdampak serius terhadap kesehatan mental masyarakat.

“Paparan berita dan konten yang terus menerus bisa membuat seseorang merasa tidak berdaya untuk melakukan sesuatu, padahal memiliki peluang. Situasi ini bisa memicu frustasi bahkan depresi kolektif,” kata Pamela, dikutip dari beberapa sumber, Selasa (2/9/2024).

Menurutnya, kondisi ini sangat berbahaya karena dapat menimbulkan apatisme di tengah masyarakat. Kelompok yang paling rentan adalah orang tua, lansia, remaja, anak muda, serta mereka yang memiliki tingkat literasi digital rendah.

Pamela menekankan pentingnya literasi digital sebagai benteng utama menghadapi banjir informasi. Literasi digital mencakup kemampuan mencari, mengevaluasi, serta menggunakan informasi secara kritis dan etis.

“Banyak orang hanya membaca judul atau komentar tanpa menelusuri informasi secara utuh. Padahal, informasi yang beredar tidak selalu benar,” ujarnya.

Paparan berita buruk juga dapat memengaruhi kondisi fisik seseorang. Tubuh akan merasa waspada dan memicu kecemasan yang berlebihan.

“Tubuh merasa waspada karena paparan berita buruk, kecemasan akan meningkat. Ini adalah bentuk alarm tubuh,” jelasnya.

Selain literasi digital, Pamela menilai kemampuan mengelola emosi juga penting agar masyarakat lebih resilien dan siap secara psikologis menghadapi tekanan informasi di era digital.

“Dua hal itu bisa membentuk masyarakat yang lebih kuat, tidak mudah goyah, dan mampu menghadapi gempuran informasi di era serba cepat ini,” tutupnya.

 

Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *