Hari Bhayangkara ke-79: Refleksi Sejarah dan Komitmen Polri dalam Melayani Masyarakat

HUT Bhayangkara

DISINIAJA.CO – Setiap tanggal 1 Juli, bangsa Indonesia memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara sebagai bentuk penghormatan atas pengabdian Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).

Pada tahun 2025 ini, Polri memasuki usia ke-79, menandai hampir delapan dekade kehadiran institusi ini dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat serta menegakkan hukum di seluruh penjuru Tanah Air.

Peringatan HUT Bhayangkara bukan sekadar seremoni tahunan. Lebih dari itu, momen ini menjadi refleksi atas perjalanan panjang Polri, mulai dari akar historis di era Kerajaan Majapahit hingga terbentuknya institusi modern seperti sekarang.

Tema yang diangkat tahun ini, “Polri untuk Masyarakat”, menunjukkan tekad kuat Polri untuk menjadi semakin dekat, humanis, dan profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai pelindung dan pelayan rakyat.

Jejak Sejarah: Dari Majapahit hingga Negara Republik Indonesia

Istilah “Bhayangkara” memiliki akar sejarah yang dalam. Pada masa Kerajaan Majapahit, Patih Gajah Mada membentuk pasukan elite bernama Bhayangkara untuk melindungi Raja Jayanegara. Pasukan ini dikenal tangguh, disiplin, dan berprinsip, yang kemudian diadopsi menjadi nilai dasar Polri dalam bentuk Catur Prasetya sejak 1961.

Jejak kepolisian di Indonesia mulai terlihat lebih nyata pada masa penjajahan Belanda. Saat itu, berbagai bentuk satuan polisi dibentuk seperti veld politie, stands politie, cultur politie, dan bestuurs politie. Sayangnya, pribumi hanya diberi akses pada jabatan rendah, sementara jabatan tinggi diisi oleh orang Belanda.

Kondisi sedikit berubah saat pendudukan Jepang, ketika struktur kepolisian diatur per wilayah dengan pusat di Jakarta, Bukittinggi, Makassar, dan Banjarmasin. Namun tetap saja, kekuasaan penuh berada di tangan pejabat Jepang.

Pembentukan Polri Pasca-Kemerdekaan

Setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, langkah konkret untuk membentuk institusi kepolisian nasional segera dilakukan. PPKI membentuk Badan Kepolisian Negara (BKN) pada 19 Agustus 1945. Kemudian, RS Soekanto Tjokrodiatmodjo dilantik sebagai Kepala Kepolisian Negara oleh Presiden Soekarno pada 29 September 1945.

Tonggak sejarah penting terjadi pada 1 Juli 1946 melalui Penetapan Pemerintah Nomor 11/S.D. yang menjadikan kepolisian sebagai lembaga mandiri di bawah tanggung jawab Perdana Menteri. Tanggal inilah yang kini diperingati sebagai Hari Bhayangkara.

Sejak saat itu, Polri aktif dalam mempertahankan kemerdekaan, terlibat dalam pertempuran besar seperti 10 November di Surabaya dan penumpasan pemberontakan PKI. Pada masa Republik Indonesia Serikat (RIS), kepolisian sempat tersebar di berbagai negara bagian, namun akhirnya dipersatukan kembali setelah pembentukan NKRI pada 17 Agustus 1950.

Polri Menuju Modernisasi

Polri mengalami berbagai transformasi struktural. Pernah bergabung dengan ABRI di masa Orde Lama, Polri kembali dipisahkan dan berdiri sebagai lembaga tersendiri setelah terbitnya Keputusan Presiden Nomor 132/1967. Pada 1 Juli 1969, sebutan kepala kepolisian resmi berubah menjadi Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), yang menjadi titik awal transformasi menuju profesionalisme modern.

HUT Ke-79: Komitmen dan Inovasi

Perayaan HUT Bhayangkara ke-79 tahun ini akan digelar secara meriah di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta. Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan menjadi inspektur upacara. Sejumlah rangkaian kegiatan turut memeriahkan momen ini, mulai dari parade kendaraan taktis, gelar pasukan, hingga kegiatan sosial seperti donor darah, pelayanan SIM keliling, bakti kesehatan, dan bazar UMKM yang melibatkan langsung masyarakat.

Logo resmi HUT ke-79 menampilkan lambang Polri di atas angka “79” dengan garis merah dan oranye yang dinamis, melambangkan semangat, keberanian, dan energi positif dari institusi kepolisian yang terus bertransformasi menuju pelayanan yang lebih baik.

Penutup: Dari Bhayangkara Majapahit Menuju Pelayan Rakyat Modern

Momentum Hari Bhayangkara ke-79 ini menjadi pengingat akan peran vital Polri dalam sejarah bangsa. Dari pasukan Bhayangkara era Gajah Mada hingga institusi modern yang kini menjangkau seluruh lapisan masyarakat, Polri terus berbenah, menjawab tantangan zaman, dan memperkuat sinergi dengan rakyat.

Melalui tema “Polri untuk Masyarakat”, Polri menegaskan komitmennya untuk senantiasa hadir, melindungi, mengayomi, dan melayani demi terciptanya Indonesia yang aman, adil, dan damai.

Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru
Kategori

Berlangganan

Berlangganan untuk mendapatkan informasi terbaru dan terupdate