DISINIAJA.CO – Sebuah pesan kuat tentang toleransi disampaikan melalui acara seni bertajuk ‘Satu Akar Ragam Rupa’ yang digagas oleh Riri Riza.
Program ini melibatkan 37 seniman dengan misi merayakan keberagaman dalam kemajemukan masyarakat Indonesia.
Mengangkat tema toleransi, acara ini menggabungkan pameran seni dan diskusi budaya, mempertegas peran seni sebagai bahasa universal.
Laras Sabila Putri, Manajer Komunikasi Campaign, menyebutkan pentingnya seni dalam menciptakan pemahaman lintas budaya.
“Seni itu bahasa universal yang tidak terkotak-kotak. Di acara ini, kami juga menghadirkan psikolog untuk menanamkan nilai toleransi sejak dini,” kata Laras.
Melalui pertunjukan seni, acara ini diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, terbuka, dan saling menghargai.
Selain menampilkan karya seni, acara ini juga menghadirkan talk show bertema ‘Budaya Sebagai Kekuatan Membangun Toleransi dalam Keberagaman.’ Beberapa tokoh yang hadir antara lain:
- Inaya Wahid: Aktivis dan seniman yang menekankan pentingnya seni dan budaya sebagai pondasi toleransi.
- Anis Hanim: Program Director Searching for Common Ground Indonesia.
- Aninditha Restahanifa Putri: Project co-Lead SHIFT and Outreach Campaign.
Inaya Wahid, putri bungsu Gus Dur, mengungkapkan bahwa seni dan budaya sering dipandang sebelah mata, meskipun memiliki peran krusial dalam menjaga keberagaman.
“Kalau budayanya mampet, toleransinya juga bisa mampet,” ujar Inaya.
Riri Riza turut menyoroti peran sinema dalam memperkuat pesan keberagaman budaya Indonesia. Melalui karya visual, nilai-nilai toleransi dapat tersampaikan dengan cara yang lebih mengena kepada masyarakat.
Acara ini tidak hanya menjadi panggung seni, tetapi juga ruang diskusi untuk membangun masa depan Indonesia yang lebih toleran dan inklusif. Harapannya, seni dapat terus menjadi medium yang menghubungkan perbedaan dan menguatkan persatuan.
“Melalui seni, kita merayakan keberagaman sekaligus menyemai rasa saling menghargai untuk generasi mendatang,” pungkas Riri Riza.