DISINIAJA.CO – Panggung gala perdana film animasi layar lebar *Panji Tengkorak* di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (22/8), berhasil mencuri perhatian publik.
Bukan hanya karena hadirnya film animasi yang sudah lama dinantikan, tetapi juga lantaran penampilan duet istimewa antara musisi legendaris Iwan Fals dan penyanyi muda berbakat Isyana Sarasvati.
Harmoni lintas generasi tersebut menjadi magnet tersendiri bagi para tamu undangan. Isyana tak bisa menyembunyikan rasa bangganya saat berkesempatan sepanggung dengan sosok yang sudah lama dikaguminya.
“Sangat terhormat karena om Iwan adalah salah satu idolaku. Such an honor, semoga lagu duet ini bisa dinikmati banyak penggemar Indonesia,” ungkap Isyana.
Iwan Fals pun merespons dengan senyuman hangat.
“Saya suka duet dengan orang yang cerdas ini,” ujarnya, menyiratkan kekagumannya terhadap karakter dan musikalitas Isyana.
Dalam acara tersebut, keduanya tampil membawakan tiga lagu yang sukses membuat penonton larut dalam suasana.
Dimulai dengan “Tetap Dalam Jiwa” milik Isyana, dilanjutkan dengan “Yang Terlupakan” dari Iwan Fals, hingga ditutup dengan lagu tema film Panji Tengkorak berjudul “Bunga Terakhir”. Penampilan itu menjadi klimaks malam peluncuran.
Film Panji Tengkorak sendiri disutradarai oleh Daryl Wilson. Cerita film ini diadaptasi dari komik legendaris karya Hans Jaladara yang pertama kali terbit pada tahun 1968.
Daryl mengaku sangat berterima kasih kepada Hans yang telah menciptakan karakter heroik tersebut.
“Terima kasih pak Hans sudah menciptakan karakter Panji Tengkorak yang saya baca sejak kecil dulu. Akhirnya kami bisa memproduksi ini kurang lebih dua tahun,” ungkap Daryl.
Tak hanya menyajikan nostalgia, film ini juga diharapkan menjadi langkah baru bagi perkembangan industri animasi Tanah Air. Denny Sumargo, yang mengisi suara karakter utama, menyebut bahwa kesuksesan film ini bisa membuka jalan bagi adaptasi lanjutan.
“Dan mungkin dalam beberapa tahun lagi kita akan bisa melihat live-action Panji Tengkorak setelah animasinya, semoga,” ujarnya penuh optimisme.
Kehadiran film *Panji Tengkorak* bukan hanya sekadar menghidupkan kembali karya klasik Hans Jaladara, tetapi juga menandai kebangkitan industri animasi Indonesia dengan dukungan kolaborasi lintas generasi di dunia musik.