DISINIAJA.CO – Aktor senior Fedi Nuril baru-baru ini membagikan wawasan menarik mengenai teknik aktingnya dalam adegan sedih, khususnya terkait dengan bagaimana cara berakting menangis secara alami.
Dalam wawancara yang berlangsung pada Kamis, 9 Januari 2025, Fedi Nuril mengungkapkan bahwa kunci utama dalam memerankan adegan sedih bukanlah berfokus pada apakah air mata akan keluar atau tidak.
Sebaliknya, yang lebih penting adalah bagaimana pesan yang ingin disampaikan dalam adegan tersebut dapat dipahami dengan baik oleh penonton.
Menurut Fedi Nuril, dalam setiap adegan yang mengandung emosi, aktor harus lebih mementingkan perasaan dan pemahaman terhadap tujuan adegan, daripada sekadar berusaha mengeluarkan air mata.
“Isi kepala saya, saya mau cerita, mau curhat, jadi walaupun gak keluar (air mata), gak apa-apa,” ujarnya. Fedi menambahkan bahwa jika seorang aktor terlalu fokus pada apakah air mata akan jatuh atau tidak, maka fokus tersebut justru dapat merusak kedalaman emosi yang ingin disampaikan.
Fedi juga menekankan bahwa memaksakan diri untuk menangis dalam adegan bisa membuat penampilan akting menjadi tidak natural.
Bahkan, penonton bisa merasakan ketidakwajaran tersebut. Oleh karena itu, bagi Fedi, yang lebih penting adalah pemahaman yang mendalam tentang tujuan adegan dan bagaimana menyampaikan emosi tersebut dengan tulus dan sebaik mungkin.
Keberhasilan Fedi dalam menghidupkan adegan emosional yang mengharukan dapat terlihat dalam penampilannya dalam film 1 Imam 2 Makmum.
Dalam film yang akan tayang di bioskop pada 16 Januari 2025 ini, Fedi memerankan karakter Arman, seorang duda yang masih terbebani kenangan akan mendiang istrinya, Leila.
Melalui adegan-adegan emosional yang penuh makna, penonton dapat merasakan kedalaman perasaan Arman, tanpa ada kesan dipaksakan.
Film 1 Imam 2 Makmum mengangkat cerita tentang kehidupan Arman yang terpaksa menikahi Anika (Amanda Manopo), meski hatinya masih dihantui kenangan Leila.
Kisahnya yang penuh konflik emosional ini melibatkan berbagai aktor dan aktris berbakat, seperti Revalina S. Temat, Amanda Manopo, dan sederet nama terkenal lainnya, termasuk Tommy Fadjar, Sari Nila, dan Marini Soerjosoemarno.
Film yang terinspirasi dari kisah nyata ini ditulis oleh Ratih Kumala, disutradarai oleh Key Mangunsong, serta diproduseri oleh Fauzar Nurdin dan Aoura Lovenson Chandra. Kolaborasi antara Base Entertainment, Cahaya Pictures, PT Surya Citra Media Tbk (SCM), Djadi Film, Legacy Pictures, dan Arendi turut memberikan kontribusi besar dalam produksi film yang sarat emosi ini.
Dengan pendekatan yang mendalam dan penuh penghayatan terhadap setiap adegan, Fedi Nuril berhasil membuktikan bahwa akting yang tulus jauh lebih kuat daripada sekadar mengandalkan air mata dalam setiap adegan sedih.