DISINIAJA.CO – Drama legendaris Sitti Nurbaya siap menyapa kembali para pecinta sinema klasik Indonesia.
Setelah melalui proses restorasi dengan teknologi Artificial Intelligence (AI), enam episode drama berjudul Kasih Tak Sampai ini akan tayang di TVRI setiap Jumat pukul 20.00 WIB.
Disutradarai oleh Dedi Setiadi dan diproduksi oleh tim internal TVRI pada era 1990-an, Sitti Nurbaya diadaptasi dari novel klasik karya Marah Rusli yang diterbitkan oleh Balai Pustaka tahun 1922.
Drama ini menghadirkan kisah cinta tragis antara Sitti Nurbaya dan Samsul Bahri, yang diperankan oleh Novia Kolopaking dan Gusti Randa, serta menampilkan aktor-aktor legendaris seperti HIM Damsyik, Remy Silado, Ninik L Karim, Rina Hassim, dan Dian Hasri.
“Sitti Nurbaya bukan sekadar kisah cinta klasik, tetapi juga cerminan realitas sosial pada masanya. Upaya TVRI dalam merestorasi drama ini merupakan bentuk nyata pelestarian budaya yang harus terus didukung,” ujar Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon. Ia juga mendorong TVRI untuk merestorasi karya bersejarah lainnya seperti serial Sengsara Membawa Nikmat.
Direktur Utama LPP TVRI, Iman Brotoseno, menyatakan bahwa restorasi ini bertujuan menghidupkan kembali kejayaan sinema klasik Indonesia. “Restorasi Sitti Nurbaya adalah langkah besar dalam menghadirkan kejayaan sinema klasik Indonesia. Pada tahun 1990-an, drama ini bisa dibilang seperti drama Korea versi Indonesia,” ucapnya.
Menurut Iman, proyek restorasi Sitti Nurbaya telah dirintis sejak 2023. TVRI berkomitmen untuk meningkatkan kualitas audio-visual drama ini agar lebih tajam dan jernih, sejalan dengan perkembangan teknologi masa kini. “TVRI merasa terpanggil untuk mengembalikan kejayaannya dalam kualitas terbaik agar generasi sekarang dapat menikmatinya dengan pengalaman yang lebih baik,” lanjutnya.
Kisah Sitti Nurbaya mengisahkan tentang cinta tragis pasangan muda yang terhalang oleh ambisi dan tekanan sosial. Datuk Meringgih memaksa ayah Sitti Nurbaya untuk menikahkan putrinya demi melunasi utang, memisahkan cinta sejati antara Sitti Nurbaya dan Samsul Bahri.
Restorasi ini diharapkan tidak hanya menjadi nostalgia bagi generasi lama, tetapi juga sarana edukasi bagi generasi muda tentang pentingnya menghargai dan melestarikan warisan budaya Indonesia.