Film Animasi Panji Tengkorak Usung Gaya 2D, Tampilkan Dinamika Pencak Silat

Panji Tengkorak

DISINIAJA.CO  – Film animasi Panji Tengkorak resmi diputar perdana di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (22/8), dengan membawa angin segar bagi industri animasi Indonesia.

Produser Frederica menegaskan bahwa tim produksi secara sengaja memilih gaya animasi dua dimensi (2D) untuk menangkap kekuatan cerita sekaligus keindahan seni bela diri pencak silat.

“Kami ingin setiap adegan pertarungan terasa kuat dan ekspresif. Jadi, 2D dengan matte painting ini adalah memang satu keputusan yang kita ambil bersama-sama tim,” ujar Frederica dalam sesi wawancara.

Menurutnya, gaya animasi 2D memberikan kebebasan lebih bagi seniman untuk mengekspresikan setiap gerakan.

Mulai dari ayunan pedang, tendangan, hingga dinamika pertempuran, semuanya bisa ditampilkan lebih dramatis.

Tak hanya itu, penggunaan teknik matte painting turut memperkuat nuansa megah di setiap latar belakang (background), sehingga menghasilkan visual yang detail dan artistik.

Kombinasi karakter animasi 2D yang lincah dengan dunia penuh detail artistik tersebut diharapkan dapat menghadirkan pengalaman visual khas, setara dengan animasi populer dari Jepang, Korea, hingga Amerika Serikat.

Sutradara Panji Tengkorak, Daryl Wilson, menjelaskan bahwa konsep ini terinspirasi dari kegemarannya pada dunia animasi sejak kecil.

“Saya sejak kecil memang suka dengan animasi, dengan film, yang dunianya memang tidak nyata, tapi terasa benar, bisa dipercaya.

Tapi kami juga ingin menghadirkan nuansa Indonesia dalam cerita ini, dengan imajinasi yang khas,” ungkap Daryl.

Film Panji Tengkorak mengisahkan perjuangan para pendekar menghentikan peperangan antar kerajaan besar, salah satunya Kerajaan Madyantara.

Tokoh utamanya adalah Panji Tengkorak, seorang pendekar yang ditakuti kawan maupun lawan karena menimba ilmu hitam dan menghabisi banyak nyawa berdosa. Karakter ini diisi suaranya oleh aktor Denny Sumargo.

Cerita Panji Tengkorak diadaptasi dari komik legendaris karya Hans Jaladara yang pertama kali terbit pada tahun 1968.

Dalam proses produksinya, lebih dari 250 seniman animasi, ilustrator, hingga desainer kreatif Indonesia terlibat untuk menghidupkan dunia fantasi tersebut.

Tak hanya visual yang memukau, film ini juga diperkuat dengan musik.

Lagu tema berjudul Bunga Terakhir ciptaan Bebi Romeo dinyanyikan secara duet oleh musisi lintas generasi, Iwan Fals dan Isyana Sarasvati, yang sebelumnya juga tampil di gala perdana.

Dengan pendekatan artistik yang berani dan sentuhan budaya lokal, Panji Tengkorak diharapkan menjadi tonggak kebangkitan animasi Indonesia di kancah internasional.

 

Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru
Kategori

Berlangganan

Berlangganan untuk mendapatkan informasi terbaru dan terupdate