DISINIAJA.CO – 20 Mei 2025 bakal jadi momen penting dalam sejarah perjuangan para pengemudi ojek online alias ojol.
Para driver Ojol dari berbagai wilayah Indonesia sepakat akan mematikan aplikasi serentak dan menggelar aksi unjuk rasa.
Aksi ini bukan tanpa alasan. Para ojol memprotes dugaan pelanggaran regulasi oleh pihak aplikator, termasuk potongan yang dinilai terlalu besar dan sistem yang dianggap memberatkan mitra.
Netizen Turut Bersuara
Di media sosial, aksi ini langsung viral dan ramai diperbincangkan. Banyak warganet menunjukkan dukungan dan harapan agar perjuangan para ojol membuahkan hasil:
“Apa yang menjadi sedemikian rumitnya ya, sampai-sampai aplikator kenakan potongan sangat besar. Apakah pajaknya tinggi?” — tulis akun @anindya****
“Semoga mendapatkan hasil yang terbaik. Semangat pejuang rupiah!” — sahut akun @teebeee****
“Semoga pemerintah bisa memberikan regulasi yang tepat, biar aplikator nggak semena-mena terhadap para mitranya.” — tambah akun @sofyan****
Aksi Mogok: Tanda Ketidakseimbangan?
Aksi shutdown aplikasi ini dinilai sebagai sinyal kuat bahwa ada ketimpangan dalam relasi antara aplikator dan mitra ojol.
Para driver berharap aksi ini membuka mata banyak pihak, terutama pemerintah dan regulator, untuk segera turun tangan dan menata ulang regulasi dunia transportasi online.
Apa Dampaknya?
Dengan aplikasi dimatikan, layanan ojol berpotensi lumpuh sementara, terutama di kota-kota besar. Masyarakat yang biasa mengandalkan ojol untuk mobilitas harian diminta bersiap dan cari alternatif transportasi.
Aksi 20 Mei 2025 ini adalah bentuk perlawanan damai dari para ojol yang merasa terpinggirkan oleh sistem.
Dukungan dari publik dan perhatian dari pemerintah sangat dinantikan agar industri ini tetap sehat, adil, dan berkelanjutan bagi semua pihak.