DISINIAJA.CO – Dalam rangka memperingati Hari Musik Nasional pada 9 Maret 2025, Yayasan Bakti Wartawan Nusantara (YBWN) bekerja sama dengan Forum Wartawan Hiburan (Forwan) Indonesia akan menggelar sebuah diskusi bertajuk “Ngulik Soal Musik Dangdut: #MusikDangdutTelahMendunia, Saatnya Musik Dangdut Diakui UNESCO”.
Acara ini bertujuan untuk mendorong pengakuan internasional terhadap musik dangdut, terutama melalui pengesahan UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia.
Sejak beberapa tahun lalu, Kementerian Pariwisata dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Ristek Republik Indonesia telah mengajukan musik dangdut kepada UNESCO untuk mendapatkan pengakuan tersebut.
Namun, hingga kini, proses pengakuan ini belum menunjukkan kemajuan yang signifikan.
Hal ini memicu Yayasan Bakti Wartawan Nusantara dan Forwan untuk mengambil inisiatif dengan menggelar diskusi yang melibatkan berbagai pihak, termasuk produser, musisi, dan penyanyi dangdut, guna mengungkapkan potensi besar musik dangdut di kancah internasional.
Sutrisno Buyil, Ketua Umum Forwan yang juga menjadi penggagas acara ini, menyatakan keprihatinannya atas lambatnya pengakuan UNESCO terhadap musik dangdut.
“Kami sebagai wartawan hiburan prihatin kenapa masalah pengakuan dari UNESCO bisa terkatung-katung. Untuk itu, kami akan menggelar diskusi yang kemudian akan kami viralkan melalui pemberitaan masif, dengan harapan bisa mendorong UNESCO untuk segera mengabulkan pengakuan ini,” ujar Buyil dalam keterangan persnya.
Panitia acara telah menghubungi sejumlah narasumber kredibel untuk menghadiri diskusi tersebut.
Salah satunya adalah Agi Sugiyanto, produser Proaktif Musik, yang telah menghasilkan berbagai lagu dangdut trending di media sosial.
Selain itu, musisi Yogi RPH, pencipta lagu “Lagi Syantik” yang fenomenal, serta pedangdut Fitri Carlina, yang sukses menggelar konser di Time Square New York, juga dijadwalkan menjadi narasumber.
Agi Sugiyanto menyambut baik acara ini dan menegaskan dukungannya terhadap tujuan mulia diskusi tersebut.
“Saya sangat mendukung upaya ini, apalagi tujuannya untuk segera membuat musik dangdut diakui oleh UNESCO. Saya siap hadir dan menjadi narasumber,” kata Agi Sugiyanto.
Begitu pula dengan Yogi RPH, yang merasa tersanjung diminta untuk terlibat.
“Saya sangat mendukung kegiatan diskusi ini. Semoga acara ini dapat mendorong pengakuan UNESCO untuk musik dangdut,” ujar Yogi melalui pesan singkat.
Selain itu, Agi dan Yogi berharap acara ini dapat menarik perhatian para pejabat terkait, termasuk Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, yang diharapkan dapat hadir sebagai keynote speaker.
Kehadiran tokoh-tokoh penting, seperti Bang Haji Rhoma Irama, juga dianggap sangat krusial untuk memperkaya acara dan memperkuat pesan untuk pengakuan internasional musik dangdut.
Dengan digelarnya diskusi ini, diharapkan dapat membuka jalan bagi musik dangdut untuk mendapatkan pengakuan global dan semakin dihargai sebagai bagian penting dari budaya Indonesia.
Diskusi ini juga diharapkan menjadi titik tolak bagi pengembangan industri musik dangdut yang semakin mendunia.